Dalam dunia politik Indonesia, kontroversi bisa muncul kapan saja, bahkan dari percakapan yang tampak sepele. Hal inilah yang terjadi baru-baru ini ketika pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengenai “partai-partai judi online” memantik kemarahan sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kenapa Kader PDIP Merasa Tersinggung?
Kemarahan kader PDIP bermula dari pernyataan Budi Arie yang menyebut bahwa terdapat “partai-partai judi online” yang diduga ikut mengacaukan penanganan judi daring di Indonesia. Meski tak menyebut nama, sejumlah tokoh PDIP merasa bahwa ucapan itu bersifat insinuatif dan merusak citra partai.
Oleh karena itu, mereka memilih melaporkan Budi Arie ke pihak kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik.
Klarifikasi Tak Menyentuh Akar Masalah
Menariknya, Budi Arie sudah menyampaikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa istilah “partai” yang ia maksud bukan merujuk pada partai politik, melainkan kelompok atau sindikat yang mengorganisasi judi online. Namun, klarifikasi tersebut dianggap tidak cukup.
Beberapa kader PDIP menyatakan bahwa klarifikasi itu datang terlambat dan tidak menghapus dampak negatif yang sudah terjadi di masyarakat. Mereka menilai bahwa penyebaran informasi keliru di era digital sangat cepat, sehingga tanggung jawab publik figur seperti Budi Arie jauh lebih besar.
Alasan Kader PDIP Tetap Laporkan
Kader PDIP menolak mencabut laporan polisi karena mereka ingin menciptakan efek jera bagi pejabat publik yang dianggap sembrono dalam berkomunikasi.
Lebih dari itu, mereka menegaskan bahwa tidak ada niat untuk menyerang pribadi Budi Arie.
Dampaknya bagi Budi Arie dan Pemerintah
Kasus ini tentu menjadi ujian bagi Budi Arie dan pemerintah, khususnya dalam hal komunikasi publik. Masyarakat saat ini sangat sensitif terhadap isu-isu yang melibatkan integritas partai politik. Jika tidak ditangani dengan tepat, konflik semacam ini bisa memperburuk citra pemerintah dalam penanganan isu besar seperti judi online.
Penutup: Menuju Politik yang Lebih Dewasa
Kasus antara kader PDIP dan Budi Arie menjadi cerminan bahwa komunikasi publik di era digital harus dilandasi dengan ketelitian dan rasa tanggung jawab. Klarifikasi saja tidak cukup jika sudah menimbulkan efek domino di masyarakat.