Fenomena alam kembali mengguncang wilayah timur Indonesia. Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi pada Selasa, 14 Mei 2025, dengan kolom abu vulkanik mencapai ketinggian 800 meter di atas puncak. Kejadian ini menjadi sorotan penting dalam dinamika geologi Indonesia yang dikenal rawan aktivitas vulkanik.
π₯ Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Gunung Lewotobi Laki-laki mulai menunjukkan peningkatan aktivitas sejak awal 2024. Namun, puncak letusan terbaru terjadi sekitar pukul 05.35 WITA, di mana kolom abu berwarna kelabu tebal terpantau membumbung tinggi ke arah barat daya.
Berdasarkan laporan resmi dari Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, letusan berlangsung singkat namun intens. Selain abu, juga terdeteksi adanya guguran material pijar dan suara gemuruh sedang. Warga sekitar sempat panik, tetapi situasi segera dikendalikan oleh aparat dan petugas pos pantau.
πΊοΈ Lokasi dan Karakteristik Gunung Lewotobi Laki-laki
Gunung Lewotobi Laki-laki berdiri berdampingan dengan Gunung Lewotobi Perempuan. Keduanya dikenal sebagai “gunung kembar” yang aktif di Pulau Flores. Gunung ini memiliki tinggi 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan masuk dalam kategori gunung api bertipe strato.
Dengan karakteristiknya yang mudah meletus secara tiba-tiba, kawasan sekitar Lewotobi Laki-laki telah lama masuk dalam zona pengawasan intensif oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
β οΈ Status dan Imbauan Resmi dari Pemerintah
Akibat erupsi ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki tetap berada pada Level II (Waspada). Meski belum ada peningkatan status, PVMBG mengimbau warga untuk:
- Tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah.
- Menggunakan masker jika terjadi hujan abu.
- Menjaga komunikasi dengan petugas pos pengamatan setempat.
Selain itu, bandara terdekat di Larantuka dan Maumere masih beroperasi normal, meskipun tetap waspada terhadap kemungkinan gangguan penerbangan akibat sebaran abu.
π§ Dampak Erupsi bagi Warga Sekitar
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan serius. Namun, beberapa desa di lereng gunung mengalami hujan abu ringan. Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat telah menyalurkan masker dan logistik darurat ke beberapa titik pengungsian siaga.