patneshek.com – Memasuki H+6 setelah Hari Raya Idulfitri 1446 H, Stasiun Bogor kembali dipadati oleh para penumpang arus balik yang kembali ke Jakarta dan sekitarnya. Lonjakan jumlah penumpang ini terlihat sejak pagi hari, dengan antrean mengular di pintu masuk dan area peron stasiun.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar penumpang adalah keluarga dan pekerja yang baru kembali dari kampung halaman. Mereka memilih menggunakan moda transportasi kereta rel listrik (KRL) sebagai alternatif yang lebih cepat dan ekonomis untuk kembali ke ibu kota.

Volume Penumpang Naik Signifikan

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat adanya peningkatan volume penumpang di Stasiun Bogor hingga 30% dibandingkan hari-hari biasa. “Sejak H+4, tren arus balik sudah terlihat, dan puncaknya terjadi di H+6 ini. Rata-rata penumpang per hari mencapai lebih dari 100 ribu orang,” ujar Eva Chairunisa, VP Corporate Secretary KCI.

Antrean panjang terjadi terutama di pintu masuk tap in kartu elektronik, namun petugas tetap sigap mengatur alur masuk agar tidak terjadi penumpukan berlebihan. Selain itu, pihak KCI juga menambah jadwal perjalanan kereta untuk mengakomodasi lonjakan tersebut.

Penumpang Pilih Kereta Sebagai Moda Favorit

Sejumlah penumpang mengungkapkan bahwa kereta menjadi pilihan utama karena waktu tempuh yang relatif cepat dan harga tiket yang terjangkau. “Saya dari Cirebon, lanjut ke Bogor, dan dari sini naik KRL ke Jakarta. Lebih hemat dibandingkan naik travel atau bus,” ujar Rahmat, salah satu penumpang.

Meskipun harus berdiri cukup lama di dalam gerbong yang penuh sesak, mayoritas penumpang tetap merasa nyaman dan bersyukur karena bisa pulang ke tempat kerja tepat waktu.

Penambahan Fasilitas dan Keamanan

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, pihak Stasiun Bogor telah menambah personel keamanan serta petugas pelayanan. CCTV di seluruh area stasiun juga dipantau secara intensif untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna jasa.

“Kami mengimbau masyarakat tetap tertib dan mengikuti arahan petugas. Jangan memaksakan masuk ke dalam kereta jika sudah penuh,” jelas Kepala Stasiun Bogor, Dedi Prasetyo. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga barang bawaan masing-masing demi menghindari tindak kejahatan seperti pencopetan.

Dampak Terhadap Lalu Lintas dan UMKM Sekitar

Kepadatan penumpang di Stasiun Bogor juga berdampak pada lalu lintas di sekitarnya. Jalan-jalan utama menuju stasiun mengalami kemacetan, terutama di pagi dan sore hari. Sejumlah petugas Dishub dan polisi lalu lintas dikerahkan untuk mengatur arus kendaraan agar tetap lancar.

Di sisi lain, momen arus balik ini menjadi berkah tersendiri bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar stasiun. Warung makan, toko oleh-oleh, dan penjual minuman terlihat ramai pembeli. “Alhamdulillah, sejak arus balik ini omset saya naik dua kali lipat,” ujar Siti, pedagang makanan ringan di dekat pintu keluar stasiun.

Imbauan Pemerintah dan Proyeksi Arus Balik

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terus memantau perkembangan arus balik Lebaran tahun ini. Masyarakat diimbau untuk merencanakan perjalanan dengan baik dan menggunakan aplikasi informasi jadwal KRL guna menghindari penumpukan di jam-jam sibuk.

Menurut prediksi, arus balik masih akan terjadi hingga H+7 atau Minggu besok, terutama dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagian Sumatera menuju Jabodetabek.


Kesimpulan

Fenomena padatnya Stasiun Bogor pada H+6 Lebaran menandakan tingginya mobilitas masyarakat setelah libur panjang. Dengan manajemen yang baik, baik dari sisi transportasi maupun keamanan, arus balik tahun ini relatif terkendali meski tetap menantang. Kereta api masih menjadi primadona bagi banyak pemudik, berkat efisiensi dan keterjangkauannya.

Semoga seluruh masyarakat yang kembali ke perantauan dapat tiba dengan selamat dan kembali menjalani aktivitas normal dengan semangat baru.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *