Ketika Mees Hilgers resmi membela Timnas Indonesia, banyak harapan besar disematkan padanya. Bek keturunan Belanda itu dianggap sebagai jawaban atas kebutuhan lini belakang skuad Garuda. Namun, belakangan ini, gelombang kritik mulai bermunculan, terutama setelah penampilannya dinilai menurun dalam beberapa pertandingan penting.
Sejumlah pengamat dan netizen menilai bahwa Hilgers seperti “lupa diri” sejak resmi memperkuat Indonesia. Sikap dan performanya dianggap tidak sebanding dengan ekspektasi awal.
Kritik Muncul dari Penampilan Terakhir
Puncak kritik terhadap Mees Hilgers terjadi setelah pertandingan persahabatan dan kualifikasi yang digelar belum lama ini. Dalam laga tersebut, Hilgers terlihat kurang fokus dan sering kehilangan posisi, yang mengakibatkan lawan mendapatkan peluang emas.
Tidak sedikit yang menyebut bahwa gaya bermainnya kini terlihat jauh dari agresif dan disiplin seperti saat masih memperkuat FC Twente di Liga Belanda. Bahkan, beberapa analis menyebutnya terlalu percaya diri dan tidak menunjukkan semangat juang yang sama dengan rekan-rekannya.
Komentar Pedas dari Penggemar dan Pengamat
Tak hanya netizen, sejumlah mantan pemain dan pengamat sepak bola juga menyuarakan kekecewaannya. Salah satu komentar tajam datang dari seorang pengamat yang mengatakan, “Sejak mengenakan seragam merah putih, Mees Hilgers seperti kehilangan identitasnya sebagai pemain bertahan. Dia terlihat nyaman tanpa kontribusi nyata.”
Komentar-komentar seperti ini tentu menjadi sorotan serius, mengingat Hilgers awalnya dianggap sebagai pemain yang bisa meningkatkan kualitas lini pertahanan Timnas Indonesia.
Apakah Hilgers Bisa Bangkit?
Di sisi lain, tidak semua pihak menyalahkan Hilgers sepenuhnya. Beberapa analis justru melihat bahwa penyesuaian kultur, ritme permainan, serta tekanan publik Indonesia menjadi faktor yang memengaruhi penampilannya.
“Jangan lupa, ini pertama kalinya dia bermain di lingkungan yang sangat berbeda. Butuh waktu untuk adaptasi,” ujar seorang pelatih lokal.
Dengan kata lain, Hilgers masih punya peluang untuk membuktikan kualitasnya. Kritik yang datang justru bisa menjadi pemicu kebangkitan, asalkan ditanggapi dengan sikap profesional dan keinginan untuk terus berkembang.
Kesimpulan: Saatnya Hilgers Tunjukkan Mental Baja
Mees Hilgers kini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, ia memiliki potensi besar untuk menjadi bek tangguh di Asia Tenggara. Namun di sisi lain, kritik tajam terus menghantuinya karena dianggap tidak menunjukkan performa optimal.